Teknologi
Inovasi Produksi Pertanian
Kelas B
Kelompok 11
Anggota :
1.
Dewi
Ulinihayah 121510501085, HP (085649099218)
2.
Selvi
Nurika Kristina 121510501086, HP
(085785105727)
3.
Nurlailatus
Salama 121510501087, HP
(085749493488)
Teknik Budidaya
Tanaman Padi Sitem Organik (Metode SRI)
Kegiatan
pertanian tidak terlepas dari faktor sumber daya lahan sebagai media atau
tempat tumbuh suatu tanaman yang mampu menyediakan unsur hara dan air yang
dibutuhkan oleh tanaman. Penyalahgunaan penggunaan lahan pertanian sebagai
lahan industri, sarana hiburan, dan bahkan sebagai lahan pemukiman
mengakibatkan menurunnya produktivitas hasil pertanian sehingga juga berdampak
terhadap menurunnya kesejahteraan petani. Hal ini menuntut petani untuk dapat memanfaatkan
lahan marginal agar hasil produk pertanian tetap dapat mencukupi kebutuhan
hidup manusia.
Perkembangan
teknologi dalam bidang pertanian mampu memberikan dampak yang positif maupun
negatif. Salah satu teknologi budidaya tanaman yang memberikan dampak baik
adalah penerapan sistem pertanian organik. Pertanian organik adalah suatu sistem
produksi terpadu dengan menggunakan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan
kimia sehingga mampu menyediakan produk-produk pertanian yang aman bagi
konsumen, berkualitas, dan cukup serta berkelanjutan. Dengan penerapan sistem
pertanian organik maka produk pertanian yang dihasilkan juga sehat karena tidak
ada residu yang tertinggal pada produk yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan
kimia.
Selain memiliki
beberapa keunggulan, teknologi budidaya tanaman sistem organik memiliki
beberapa kendala yaitu bahan yang susah diperoleh, membutuhkan bahan organik
dalam jumlah yang banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih tinggi bila
dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan kimia. Umumnya pertanian organik dilakukan
dengan tujuan agar dapat mempertahankan kelestarian sumber daya dan lingkungan,
meningkatkan nilai tambah ekonomi produk pertanian dan pendapatan petani. Dalam
sistem ini, penggunaan pupuk hijau, pupuk hayati, peningkatan biomasa,
penyiapan kompos yang diperkaya dan pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit
secara hayati dilakukan dengan harapan dapat memperbaiki kesehatan tanah
sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman yang aman dan menyehatkan bagi manusia
yang mengkonsumsi tanaman tersebut (Sutanto, 2002).
Salah satu
tanaman pangan yang dibudidayakan secara organik adalah pada tanaman padi yang
dibudidayakan secara organik dengan metode SRI (System of Rice Intensification). Metode SRI (System of Rice Intensification) adalah teknik budidaya tanaman padi
dengan cara merubah cara pengelolaan tanaman, tanah, air dana unsur hara yang lebih
efisien serta memperhatikan kearifan lokal dan ramah lingkungan sehingga dapat
meningkatkan hasil produksi yang berkualias.
Sistem SRI (System of Rice
Intensification) memiliki beberapa manfaat yaitu:
1.
Mampu
menghasilkan produksi tinggi
Secara
umum budidaya tanaman padi organik dengan metode SRI dapat meningkatkan hasil
panen padi 10-15 ton/Ha atau ±30%.
2.
Hemat
biaya
Dalam
satu hektar tanah hanya membutuhkan benih 5-7 kg, biaya untuk pupuk organik
murah dan dapat dibuat sendiri dan tidak membutuhkan biaya untuk pencabutan dan
pemindahan bibit.
3.
Hemat
air
Pada
metode SRI ini tidak terlalu banyak membutuhkan air/penggenangan selama pertumbuhan.
Pemberian air maksimal 2-3 cm diatas permukaan tanah dan pada periode tertentu
harus dilakukan pengeringan pada tanah hingga tanah retak. Jika dibandingkan
dengan cara konvensional, metode SRI hanya membutuhkan 20-30%.
4.
Hemat
waktu
Bibit yang ditanam
5-12 hari setelah persemaian dan waktu panen lebih awal.
5.
Ramah
lingkungan
Metode
SRI ini tidak menggunakan bahan kimia baik pupuk kimia maupun pestisida. Pupuk
yang digunakan adalah pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang.
Pestisida yang digunakan adalah pestisida hayati.
6.
Input yang rendah tanpa membutuhkan input
tambahan.
7.
Teknologi
yang digunakan sederhana, sehingga mudah dipahami dan diterapkan oleh petani, bersifat
berkesinambungan.
8.
Memulihkan
kesehatan dan kesuburan tanah serta mewariskan tanah yang sehat.
9.
Meningkatkan
pendapatan keluarga petani.
Penerapan sistem ini sudah banyak dilakukan
di berbagai negara seperti negara madagaskar yang merupakan negara asal
penerapan sistem SRI. Selain itu negara-negara yang sudah menerapkan sistem ini
adalah China, Vietnam, India, Philipina, Brazil, Iran dan masih banyak lagi tak
ketinggalan negara kita Indonesia juga menerapkan sistem ini.
Prinsip-prinsip
metode SRI (System of Rice Intensification)
Prinsip – prinsip penerapan metode SRI
(System of Rice Intensification) diantaranya yaitu penggunaan jarak tanam 25 cm
X 25 cm atau dengan jarak tanam 30 cm X 30 cm, penanaman padi dangkal dan
membutuhkan keahlian serta teknik, pemberian air 2 cm menggenang diatas
permukaan tanah tidak terlalu banyak air, penyiangan dilakukan pada awal
tanaman sekitar tanaman berumur 10 hari dan penyiangan dilakukan 2 -3 kali
dengan interval waktu 10 hari, metode SRI ini menggunakan bahan organik dan
berasal dari alam seperti pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan lain
sebagainya.
Teknik metode
SRI (System of Rice intensification)
1. Pemilihan
Varietas
Varietas benih/bibit yang dapat digunakan
dalam budidaya padi secara organik adalah benih/bibit non-hibrida dengan tujuan
untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Varietas benih/bibit nonhibrida
dapat hidup dan berproduksi optimal pada kondisi alami sedangkan benih/bibit
hibrida pada umumnya hanya dapat tumbuh dan berproduksi optimal bila disertai
dengan aplikasi pupuk kimia.
2.
Pembenihan
Benih
yang bermutu adalah jenis yang murni, bernas, kering, sehat, bebas dari
penyakit, dan bebas dari campuran biji gulma. Dalam pemilihan benih diperlukan
penyeleksian terlebih dahulu yaitu dapat dilakukan dengan cara merendam benih
pada air bersih selama beberapa waktu kemudian benih yang terapung disaring,
selanjutnya adalah menyiapkan air panas yang dilarut dengan garam dan telur
dimasukkan pada larutan garam jika telur terapung berarti larutan siap
digunakan kemudian benih direndam dan
benih yang mengapung diambil dan dibuang. Setelah itu benih dimasukkan dalam
karung dan diikat, merendam benih kembali pada ember yang berisi air dicampur
dengan larutan EM, menyimpan benih di tempat yang lembab selama 3 hari untuk
mempercepat perkecambahan, setelah berkecambah benih siap disemai.
3. Penyiapan
Lahan
Pengolahan tanah sawah hingga siap untuk
ditanamai. Pembajakan sawah dapat menggunakan traktor atau cara tradisional
dengan memanfaatkan tenaga hewan. Setelah dilakukan pembajakan kemudian
ditambah pupuk organik pada lahan. Pemberian bahan organik atau pupuk organik
pada lahan bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah selain itu menambah unsur
hara sehingga menyuburkan tanaman dan Kegiatan selanjutnya yaitu membersihkan
lahan dari OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). membuat parit untuk mengatur
pengairan setelah air tidak terlalu menggenang membuat jarak tanam dengan
ukuran 25 cm – 30 cm.
4.
Penanaman
Proses penanaman padi dilakukan dengan
sistem tanam tunggal dengan harapan tanaman yang ditanam dapat memperoleh sinar
matahari secara optimum, mudah beradaptasi dan menyerap nutrisi dengan baik.
Penanaman padi sistem tunggal ini jauh lebih fektif karena tanaman dapat tumbuh
dnegan baik dan lebih optimal.
5.
Penyulaman
Penyulaman padi dengan metode SRI (System
of Rice Intensification) dilakukan pada awal tanaman yang berusia sekitar 10
hari selama 2 – 3 kali dengan interval waktu 10 hari. Penyulaman ini dilakukan
ketika tanaman ada yang tidak tumbuh . dilakukan sebanyak 2-3 kali dan interval
10 hari agar prtumbuhan tanaman dengan yang sebelumnya sama.
6. Pengolahan
Tanah Ringan
Tujuan pengolahan tanah ringan agar
terjadinya pertukaran udara dalam tanah. Pengolahan tanah agar bahan organik
yang berada di bawah terangkat ke atas dengan dibolak-balikan dan juga
menggemburkan tanah untuk mempermudah dalam penanaman tanaman padi.
7. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk memberantas tanaman liar atau tanaman pengganggu
(gulma) dengan cara mencabut gulma agar tidak terjadi persaingan antara gulma
dengan padi dalam memperoleh zat hara dari tanah.
8. Pemasukan
dan Pengeluaran Air
Penggenangan sawah biasanya digenangi air
setinggi 2 sampai dengan 5 cm dari permukaan tanah. Pengeringan sawah dilakukan
untuk memperbaiki aerasi tanah, memacu pertumbuhan anakan, meningkatkan suhu
dalam tanah, meningkatkan perombakan bahan organik oleh jasad renik, mencegah
terjadinya busuk akar, serta mengurangi populasi berbagai hama.
9. Pemupukan
Pemupukan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu
pemupukan dasar dan pemupukan susulan. Pemupukan dasar biasanya menggunakan
pupuk kandang atau kompos yang bertujuan pada vase vegetatif tanaman dan
memberikan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pemupukan susulan
menggunakan pupuk kandang atau kompos dan pupuk organik cair buatan sendiri dan
tujuan pemberian pupuk susulan yaitu untuk perkembangan pada vase generatif
tanaman.
10. Pemberantasan
Hama dan penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan
secara terpadu antara teknik budidaya, biologis, fisik dan pestisida hayati.
Pemberantasan hama dan penyakit dilakuakan baik secara mekanik dan biasanya
lebih pada pemberantasan secara alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia
seperti pestisida kimia.
Contoh
data aplikasi budidaya tanaman pangan dengan metode SRI (System of Rice Intensification)
Rerata jumlah anakan maksimum (batang) padi dengan metode
SRI (System of Rice Intensification)
(Yetti dan
Ardian, 2010)
Berdasarkan tabel terlihat bahwa
jarak tanam mempengaruhi rerata jumlah anakan pada tanaman padi. Semakin besar
jarak tanam semakin tinggi pula rerata jumlah anakan yang terbentuk. Hal ini
terlihat pada jarak 40x40 cm dengan jumlah rerata anakan yaitu sebanyak 76,67.
Hal ini dikarenakan jarak tanam yang digunakan mempengaruhi persaingan sinar
matahari dan unsur hara. Jarak tanam yang lebar memiliki persaingan sinar
matahari dan unsur hara yang kecil dibanding dengan jarak tanam yang rapat.
Berdasarkan ringkasan di atas,
teknologi budidaya tanaman padi metode SRI memiliki teknik-teknik yang mudah
sehingga mampu diterapkan oleh petani serta dapat diterapkan pada lahan
marginal dan lebih efisien. Selain itu, metode SRI mampu memberikan hasil
produktivitas yang tinggi, berkualitas dan aman dikonsumsi oleh masyarakat karena
produk yang dihasilkan sehat serta dapat berkelanjutan karena tidak menerapkan
adanya penggunaan bahan kimia sama sekali.
Sumber :
Deptan. 2007.
Pedoman Teknis Pengembangan Usahatani Padi Sawah Metode System of Rice
Intensification (SRI). http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/
plaptSRI07.pdf.
Diakses tanggal 04 September 2013.
Lissa. 2012.
Pertanian Organik-SRI. http://lissa-blogku.blogspot.com/2012/02/
pertanian-organik-sri.html. Diakses tanggal 04 September 2013.
Sutanto,
R. 2002. Pertanian Organik Menuju
Pertanian Alternatf dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.
Yetti, H dan
Ardian. 2010. Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas
IR 42 dengan Metode SRI (System of Rice Intensification). Sagu.9(1):21-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar